
Potensi anak dengan Syndrome down
- Inst. Promkes
- 28/06/2024
Potensi anak dengan Syndrome down
Narasumber : Novita Agustina, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A ( RSMH Palembang)
Setiap anak mempunyai potensinya masing-masing, baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus, khususnya anak Down Syndrome (DS). Anak DS tergolong dalam kelompok tunagrahita dan ciri yang paling mencolok adalah rendahnya kecerdasan. Anak DS mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang serta peluang untuk mewujudkan potensi kemanusiaannya. Meski demikian, bukan berarti anak down syndrome tidak bisa berprestasi seperti anak normal pada umumnya..
Ada lima anak down syndrome asal luar negeri yang sukses bahkan menjadi miliarder. Beberapa dari anak-anak tersebut yaitu John, sukses dalam bisnis kaos kaki dengan desain dan warna yang aneh dan tidak biasa. John berhasil meluncurkan produknya yang diberi nama “John’s Crazy Socks” pada tahun 2016. Lalu ada Christian Royal yang sukses meluncurkan bisnis gerabah yang bermula dari hasil karya gerabah sekolah rumahnya dan ternyata ia bisa membuat gerabah yang sangat indah.
Pada dasarnya anak down syndrome mempunyai permasalahan internal dalam hal kemampuan belajar, adaptasi terhadap lingkungan, kepribadian dan emosi yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Anak-anak dengan Down Syndrome sering disebut sebagai anak cacat mental. Keterbatasan intelektual anak down syndrome menimbulkan suasana kurang kondusif dalam pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan potensi manusia seperti anak-anak biasa lainnya agar lebih berdaya dalam kehidupan.
Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memperoleh kekuatan spiritual, visi keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa. dan negara. Artinya pendidikan diterapkan untuk mengembangkan potensi pribadi setiap individu peserta didik (anak). Untuk menggali potensi anak down syndrome, perlu dilakukan asesmen menyeluruh terlebih dahulu.
Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memperoleh kekuatan spiritual, visi keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, dan bangsa. dan negara. Artinya pendidikan diterapkan untuk mengembangkan potensi pribadi setiap individu peserta didik (anak). Untuk menggali potensi anak down syndrome, perlu dilakukan asesmen menyeluruh terlebih dahulu.
Orang tua dan pendidik harus melihat apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai. Orang tua dan guru juga perlu mengetahui kelebihan masing-masing anak down syndrome. Tentu saja kerjasama yang baik antara orang tua dan guru (sekolah) membantu anak down syndrome belajar dan berkembang secara maksimal. Pada dasarnya anak down syndrome dapat berkembang secara optimal jika didukung oleh lingkungan yang mendukung yaitu sistem pendukung belajar yang positif. Peluang terbaik bagi setiap anak muncul hanya jika anak tersebut ditawari peluang yang tepat dan pengasuhan yang diperlukan.
Orang tua dan guru (sekolah) bertanggung jawab untuk menciptakan potensi terbaik dalam diri setiap anak, termasuk anak down syndrome. Oleh karena itu, keinginan penelitian untuk mengetahui potensi manusia dalam melakukan intervensi terhadap anak down syndrome sangatlah penting. Potensi manusia khususnya pada anak down syndrome sangat mungkin dikembangkan sebagai bagian dari anak berkebutuhan khusus. Di balik berkebutuhan khusus atau kekurangan anak yang mendapat dukungan khusus, terdapat harapan positif untuk mengenali potensi terpendam mereka untuk menjadi unggul. Keunggulan tidak selalu identik dengan kecerdasan. Keunggulan tidak selalu bersifat akademis. Kehebatan merupakan gabungan kecerdasan, sehingga selalu ada dalam diri setiap orang.
Anak down syndrome masih mampu tumbuh dan berkembang walaupun perkembangannya lebih lambat dibandingkan anak normal. Gangguan ini tidak terlalu mempengaruhi tumbuh kembang anak jika mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti orang tua, lingkungan dan guru. Dukungan terhadap orang tua terdiri dari melatih mereka menjadi pribadi yang mandiri, misalnya mengajari mereka makan dan ke toilet sendirian, serta memberikan terapi seperti terapi wicara, terapi okupasi, terapi kognitif, dan terapi terkait lainnya. Bahwa dengan teknik pengasuhan yang tepat, anak down syndrome dapat berkembang seperti anak normal lainnya.
Bukan karena IQ mereka di bawah rata-rata sehingga mereka dianggap tidak memiliki potensi manusia yang bisa dikembangkan. Sebaliknya, jika digali dengan mengidentifikasi potensi terpendam mereka melalui model intervensi respon, mereka akan memiliki kekuatan dan kesuksesan hidup di masa depan. Banyak anak-anak dengan sindrom Down dapat tumbuh dan berkembang jika mereka dididik dan meningkatkan keterampilan belajarnya. Banyak dari mereka yang sukses berkembang menjadi musisi dan atlet.
Referensi:
Bintoro, T., Riana Bagaskorowati, & Murni Winarsih. (2022). Hidden of human potentials of children with down syndrome (DS) based on response to intervention. Journal of Education Research and Evaluation, 6(2), 246–254. https://doi.org/10.23887/jere.v6i2.48417
Hafsah, A. (2020). Penyakit sindrom down (down syndrome). Jorunal Down Syndrome, 1(June), 1–8. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/342179725
Maritska, Z., Abdurrahman, F., Prananjaya, B. A., Parisa, N., Syifa, S., & Triwani, T. (2018). Down syndrome?: Through the eyes of the parents. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan?: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 5(3), 138–142. https://doi.org/10.32539/jkk.v5i3.6316
Metavia, H. M., & Widyana, R. (2022). Pengaruh Down syndrome terhadap perkembangan akademik anak di Indonesia. Jurnal Wacana Kesehatan, 7(2), 54. https://doi.org/10.52822/jwk.v7i1.403
Sumber gambar: https://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kak-seto-buka-pameran-tunggal-pelukis-down-syndrome.html
DOC, PROMKES RSMH