Bahaya Bulu Kucing Yang Harus Diwaspadai
- Inst. Promkes
- 02/10/2024
Bahaya Bulu Kucing Yang Harus Diwaspadai
Narasumber : Elsa Savitrie, SKM, M.Kes ( RSMH Palembang)
Aduh….lucunya kucing ini, pengen digendong….
Ya… Kucing adalah hewan peliharaan yang populer di seluruh dunia karena sifatnya yang lucu dan menggemaskan. Bahkan sekarang sudah banyak komunitas penyayang hewan anabul ini. Menurut para pencinta kucing, anabul yang satu ini memiliki daya tarik yang luar biasa dengan mimik wajahnya yang lucu, dengan tingkahnya yang kocak dapat menghilangkan stres setelah penat habis bekerja, namun tak sedikit juga yang kurang menyukai hewan berbulu satu ini. Disamping hewan ini suka buang air kecil dan buang air besar sembarangan juga ada beberapa orang berpendapat bahwa bulu kucing ini bisa menimbulkan penyakit toksoplasma yang berbahaya khususnya bagi ibu hamil.
Tapi jika kucingnya dipelihara dengan baik, rajin dimandikan, makanannya selalu diperhatikan dan terjaga dengan baik, apakah masih bisa menimbukan penyakit? Mari kita cari tahu
Waspada Bulu Kucing
Yang perlu diwaspadai dari kucing adalah bulunya. Berikut adalah bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bulu kucing :
1. Reaksi Alergi
Salah satu bahaya utama dari bulu kucing adalah reaksi alergi. Alergi ini tidak disebabkan oleh bulu itu sendiri, melainkan oleh protein yang terdapat dalam air liur, urine, dan serpihan kulit kucing. Ketika kucing menjilati tubuhnya, protein ini dapat berpindah ke bulunya. Saat manusia bersentuhan dengan bulu tersebut, mereka dapat mengalami gejala seperti bersin, batuk, mata gatal, dan kesulitan bernapas. Ini bisa menjadi masalah serius bagi individu yang memiliki riwayat asma atau alergi.
2. Penyakit Cakar Kucing (Cat Scratch Disease)
Penyakit cakar kucing disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae dan dapat menular melalui gigitan atau cakaran kucing. Namun, bakteri ini juga bisa berpindah melalui bulu kucing ketika seseorang mengelusnya setelah kucing menjilati tubuhnya. Gejala penyakit ini termasuk demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
3. Kurap (Ringworm)
Kurap adalah infeksi jamur yang dapat ditularkan dari kucing ke manusia melalui kontak langsung dengan bulu yang terinfeksi jamur dermatofita. Jika seseorang membelai kucing tanpa mencuci tangan setelahnya, mereka berisiko terkena infeksi ini. Gejala kurap pada manusia biasanya berupa bercak merah bersisik pada kulit.
4. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang sering ditemukan dalam feses kucing terinfeksi. Parasit ini dapat menempel pada bulu kucing dan berpindah ke manusia saat mereka membelai atau berinteraksi dengan hewan tersebut. Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan komplikasi serius pada janin.
5. Infeksi Campylobacter
Bakteri Campylobacter dapat hidup di saluran pencernaan kucing dan bisa menular kepada manusia jika mereka menyentuh feses atau bulu yang terkontaminasi. Infeksi ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan sistem imun lemah, serta dapat menyebabkan gejala seperti diare berdarah dan demam.
6. Gigitan Kutu Kucing
Bulu kucing juga menjadi tempat berkembang biaknya kutu, yang dapat menggigit manusia meskipun tidak hidup di tubuh kita. Gigitan kutu biasanya menyebabkan ruam gatal dan iritasi kulit.
Bagaimana Dengan Kucing Rumahan Yang Terpelihara Dengan Baik?
Meski rumahan dan tinggal bersama manusia, kucing belum tentu selalu dalam kondisi sehat. Sama saja seperti manusia, kucing bisa terpapar virus, terluka, punya penyakit bawaan, bahkan malnutrisi atau malah obesitas.
Untuk penyakit toksoplasma yang ditularkan oleh kucing, diketahui parasit toksoplasma masuk ke tubuh kucing melalui apa yang dimakannya. Misalnya: tikus, burung kecil, daging mentah, atau makanan lain yang terkontaminasi tanah dan terdapat toksoplasma di dalamnya. Kondisi ini umumnya dialami oleh kucing liar atau kucing peliharaan yang kerap diberikan daging mentah. Pada kucing peliharaan yang tidak dibiarkan bebas berkeliaran, makan dari makanan pabrikan yang sifatnya kering, dan rutin divaksinasi, toksoplasma sangat jarang menginfeksi. Tapi tetap kita waspadai
Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Bahaya Bulu Kucing
Untuk melindungi diri dari bahaya-bahaya tersebut, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
1. Menyikat dan Memandikan Kucing Secara Rutin: Ini membantu mengurangi jumlah alergen dan parasit pada bulu.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan: Membersihkan rumah secara teratur untuk menghilangkan alergen.
3. Cuci Tangan Setelah Berinteraksi dengan Kucing: Ini penting untuk mencegah penularan penyakit.
4. Hindari Tidur Bersama Kucing: Untuk mencegah paparan alergen saat tidur.
5. Vaksinasi Kucing Secara Rutin: Vaksinasi membantu menjaga kesehatan hewan peliharaan agar tidak menularkan penyakit kepada pemiliknya.
Dengan memahami bahaya-bahaya ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, pemilik kucing dapat menikmati kebersamaan dengan hewan peliharaan mereka sambil meminimalkan risiko terhadap kesehatan mereka sendiri.
Referensi
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Asthma.
MedicineNet. Ddiakses pada 2020. What Is Scratch Disease?
NHS Choices. Diakses pada 2020. Toxoplasmosis.
https://www.halodoc.com/artikel/hati-hati-bahaya-bulu-kucing-pada-kesehatan
https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/pelihara-kucing-bisa-picu-toksoplasma
https://www.rri.co.id/kesehatan/690618/dampak-buruk-bulu-kucing-bagi-kesehatan-manusia#:~:text=Salah%20satu%20bahaya%20bulu%20kucing,Trichophyton%20mentagrophytes%20dari%20bulu%20kucing.
Referensi Gambar
https://www.rri.co.id/kesehatan/690618/dampak-buruk-bulu-kucing-bagi-kesehatan-manusia#:~:text=Salah%20satu%20bahaya%20bulu%20kucing,Trichophyton%20mentagrophytes%20dari%20bulu%20kucing.
DOC, PROMKES, RSMH