Berita

  • Home
  • Berita Detail

CARING FOKUS UTAMA PRILAKU PERAWAT

  • Humas
  • 05/03/2021

CARING,

FOKUS UTAMA PRILAKU PERAWAT

Narasumber : Rahmiati, S.kep.Ners.,M.kep ( RSMH Palembang)

 

 

Rumah sakit sebagai organisasi layanan publik mengharuskan seluruh staf mengemplementasikan indikator layanan publik. Salah satu indikator layanan publik adalah empati. Empati adalah sikap tegas penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen.

 

Berdasarkan indikator layanan public, seorang pelayan public harus bersikap empati. Yaitu dalam setiap aspek kegiatannya selalu :

1) mendahulukan kepentingan pelanggan,

2) melayani dengan sikap ramah,

3) melayani dengan sikap sopan santun,

4) melayani dengan tidak deskriminatif (membeda-bedakan) dan

5) melayani dan menghargai setiap pelanggan.

 

Di rumah sakit, petugas yang paling banyak dan paling lama berinteraksi dengan konsumen (dalam hal ini adalah pasien) adalah perawat. Sikap dan prilaku perawat berpengaruh besar terhadap capaian indicator rumah sakit sebagai organisasi layanan publik. Perawat dapat berkontribusi besar dengan menerapkan prilaku yang sudah menjadi ruhnya pelayanan keperawatan sebagainya sering disebut oleh para ahli keperawatan bahwa dalam fokus utama pelayanan keperawatan, adalah  Caring.

Caring??

Caring adalah suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry, 2005).

 

Keperawatan memandang bahwa manusia tidak bisa diperlakukan sebagai objek, dan manusia tidak dapat dipisahkan dari dirinya, dengan orang sekitarnya, alam dan lingkungan tempat nya berada. Keperawatan selalu memandang individu sebagai makluk bio-sosial dan spiritual. Maka dalam merawat pasien, bukan hanya memperhatikan kebutuhan biologis/fisiknya saja tetapi juga dengan interaksi sosialnya dan juga kebutuhan spiritualnya.

caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Sifat-sifat caring digambarkan seperti sikap sabar, jujur, rendah hati.

Caring juga sebagai suatu therapeutic intervention. Perawat memenuhi kebutuhan pasien dengan tindakan caring seperti mendengarkan dengan aktif, mendidik pasien, menjadi penasehat pasien, menyentuh, menemani pasien saat menjalani prosedur atau intervensi keperawatan.

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa Caring adalah sikap peduli yang berasal dari kepribadian yang ikhlas dalam melaksanakan perannya dan diterapkan dalam setiap aspek kegiatan asuhan keperawatan.

Komponen caring meliputi 5 C yaitu:

1. Compassion (kasih sayang)

Perawat harus memiliki kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang lain, membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan, memberikan dukungan secara penuh.

 

2. Competence (kemampuan)          

Dalam melakukan asuhan, perawat harus memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.

 

3. Confidence (kepercayaan diri)

Suatu keadaan di mana perawat harus bisa memelihara hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri.

 

4. Concience (suara hati)

Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik – altruistik yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya.

 

5. Commitment

Komitmen dalam melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas terhadap karier yang dipilih

Sesuai dengan komponen caring, dalam melakukan interaksi/hubungan interpersonal (dengan sejawat, profesi lain maupun dengan pasien/keluarga pasien) perawat senantia  menunjukan perilaku caring.

 

Perilaku Caring yang dapat diaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan, meliputi:

  • Memberi salam/menyapa orang lain terlebih dahulu saat bertemu  (baik pada sejawat/profesi lain/pasien/keluarga pasien)
  • Memberikan perhatian sesuai kebutuhan pasien
  • Berbagi perasaan dengan pasien dan keluarga dalam konteks intervensi  keperawatan
  • Membantu tanpa pamrih , tidak memandang pasien dari aspek financial/derajat sosialnya
  • Menjadi seorang pemaaf. Pasien sering kali memiliki kelabilan emosi karena masalah kesehatannya, perawat tidak harus memahami kondisi tersebut dan tetap sabar dalam merawat pasien.
  • Memberikan dukungan / harapan pada pasien/keluarganya
  • Dapat dipercaya
  • Menjadi pendengar yang baik
  • Mendampingi pasien/keluarga pasien saat berduka
  • Memberikan rasa nyaman terhadap pasien/keluarga pasien

 

Caring adalah sentral untuk praktek keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Kunci dari kualitas pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian perawat. Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.

 

Apabila prilaku ini diterapkan secara konsisten, perawat dapat lebih memantapkan perannya dalam pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas.

 

Disadur dari buku  Penerapan Perilaku Caring Menuju Pelayanan Keperawatan Kelas Dunia, Yang Diterbikkan Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik Kementerian Kesehatan Ri Tahun 2013

 

(Doc. Hukormas RSMH)