Berita

  • Home
  • Berita Detail

Kenali Bahaya Alergi Obat dan Penanganannya

  • Inst. Promkes
  • 29/10/2024

Kenali Bahaya Alergi Obat dan Penanganannya

Narasumber : Elsa Savitrie, SKM, M.Kes ( RSMH Palembang)

 

 

 

 

Alergi obat merupakan reaksi yang tidak diinginkan dan merugikan ketika seseorang mengonsumsi obat tertentu. Alergi obat dapat terjadi pada siapa pun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahan. Bahaya alergi obat tidak boleh dianggap remeh, karena dapat menyebabkan reaksi yang berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Gejala Alergi Obat

Gejala alergi obat dapat bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada tingkat sensitivitas seseorang terhadap obat tersebut. Beberapa gejala umum yang sering muncul pada alergi obat meliputi:

1.        Reaksi Kulit:

Ø  Ruam: Kemerahan atau bintik-bintik pada kulit.

Ø  Gatal: Rasa gatal yang muncul akibat reaksi alergi.

Ø  Urtikaria (Biduran): Benjolan merah yang terasa gatal.

2.        Reaksi Sistemik:

Ø Sesak Napas: Kesulitan bernapas akibat pembengkakan saluran pernapasan.

Ø Anaphylaxis: Reaksi alergi yang parah dan berpotensi fatal, ditandai dengan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.

3.        Gejala Lainnya:

Ø Mual dan Muntah: Gangguan pencernaan akibat alergi.

Ø Demam: Suhu tubuh yang meningkat sebagai reaksi tubuh terhadap obat.

Gejala alergi obat biasanya muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi obat tersebut. Penting untuk segera menghentikan penggunaan obat dan berkonsultasi dengan ahli medis jika mengalami gejala alergi obat.

Bahaya Alergi Obat

Tidak semua orang memiliki respon alergi yang sama terhadap obat tertentu, namun ada risiko besar yang terkait dengan alergi obat.

Beberapa bahaya alergi obat yang perlu diwaspadai antara lain:

1.    Anafilaksis:

Merupakan reaksi alergi yang sangat serius dan dapat mengancam nyawa. Anafilaksis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

2.    Reaksi kulit yang parah:

Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi kulit yang parah seperti sindrom Stevens-Johnson atau toksik epidermis nekrolisis, yang dapat mengakibatkan kondisi medis yang mematikan.

3.    Efek samping jangka panjang:

Alergi obat yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko efek samping jangka panjang pada tubuh, seperti kerusakan organ atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

Penanganan Alergi Obat

Penanganan alergi obat melibatkan beberapa langkah yang penting:

1.        Hentikan Penggunaan Obat:

Ø  Segera hentikan penggunaan obat yang dicurigai menyebabkan reaksi alergi.

2.        Konsultasi Medis:

Ø     Segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

3.        Pengobatan Simptomatik:

Ø  Dokter mungkin meresepkan antihistamin untuk meredakan gejala, atau kortikosteroid   untuk mengurangi peradangan.

4.        Penyimpanan Catatan Alergi:

Ø  Penting untuk menyimpan catatan alergi obat dalam riwayat kesehatan pasien agar         dokter lainnya dapat menghindari resep obat yang sama di masa depan.

5.        Pendidikan Pasien:

Ø  Edukasi pasien tentang cara mengenali gejala alergi obat dan pentingnya melaporkan     reaksi kepada tenaga kesehatan.

6.        Penanganan Darurat:

Ø  Untuk reaksi anaphylactic, penggunaan epinefrin autoinjector (EpiPen) harus dilakukan,            dan pasien harus dibawa ke rumah sakit segera

Ø     Pencegahan terhadap alergi obat juga dapat dilakukan dengan membaca informasi pada  kemasan obat, mengikuti instruksi penggunaan yang diberikan oleh dokter, dan selalu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi obat baru.

Faktor risiko alergi obat

Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat-obatan. Ada dugaan, seseorang lebih berisiko mengalami alergi obat bila memiliki sejumlah faktor berikut:

  • Menderita alergi jenis lain, misalnya rhinitis alergi atau alergi terhadap makanan
  • Memiliki anggota keluarga yang alergi terhadap obat tertentu
  • Menggunakan obat tertentu secara berulang, dalam jangka panjang, atau dalam dosis tinggi
  • Menderita penyakit yang sering dikaitkan dengan munculnya reaksi alergi, seperti infeksi HIV dan virus Epstein Barr

Jenis-jenis obat yang bisa menyebabkan reaksi alergi

Hampir semua obat bisa memicu reaksi alergi. Namun, ada beberapa obat yang sering memicu reaksi alergi, yaitu:

  • Antibiotik, seperti penisilin dan sulfa
  • Pereda nyeri golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen
  • Antikejang (antikonvulsan), seperti carbamazepine dan lamotrigin
  • Obat-obatan untuk penyakit autoimun
  • Obat-obatan kemoterapi

Kapan harus ke dokter

Hentikan penggunaan obat dan segera ke dokter atau IGD rumah sakit jika Anda mengalami gejala alergi seperti yang disebutkan di atas setelah mengonsumsi obat. Terlebih, jika Anda mengalami gejala syok anafilaksis yang berupa:

  • Kesulitan bernapas
  • Kebiruan pada kulit
  • Tekanan darah menurun
  • Mual, muntah, kram perut, atau diare
  • Denyut nadi terasa lambat atau cepat
  • Kejang
  • Linglung
  • Pingsan

Syok anafilaksis merupakan kondisi darurat yang dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan gangguan pada fungsi organ-organ tubuh. Kondisi ini membutuhkan penanganan secepat mungkin.

Diagnosis Alergi Obat

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami pasien, obat yang digunakan, riwayat alergi, dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara lebih spesifik jenis bahan yang menimbulkan reaksi alergi obat pada pasien. Pemeriksaan tersebut dapat berupa:

  • Tes kulit (skin test)
    Tes kulit untuk alergi menggunakan sampel obat yang dicurigai memicu reaksi alergi. Zat dalam obat tersebut akan dipaparkan ke kulit dengan cara ditempelkan atau melalui tusukan jarum. Pasien dinyatakan positif alergi bila kulit memerah, gatal, atau muncul bentol.
  • Tes darah
    Tes ini bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi lain yang berpotensi menyebabkan gejala yang dialami pasien.

Penatalaksanaan mandiri yang dapat dilakukan di rumah?

Langkah terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mencegah alergi obat adalah berhenti minum obat yang menjadi pemicunya, dan periksakan diri Anda ke dokter. Pemeriksaan sedini mungkin bisa mencegah reaksi alergi parah di masa yang akan datang.

Apabila mengalami alergi obat dengan gejala ringan, maka dapat melakukan perawatan mandiri di rumah. Cara mengatasi alergi obat, di antaranya dengan mandi air dingin, memberi kompres dingin atau mengoleskan losion calamine pada kulit atau area tubuh yang terasa gatal dan muncul ruam, serta konsumsi obat antihistamin.

Dengan pemahaman yang baik tentang gejala, bahaya, dan penanganan alergi obat, kita dapat menjaga kesehatan dan keselamatan saat mengonsumsi obat-obatan.

Referensi

"Adverse Drug Reactions and Drug Allergies" Clinical Reviews in Allergy & Immunology

https://www.alodokter.com/alergi-obat

https://dinsospmd.babelprov.go.id/content/alergi-obat-alergi-obat-yuk-kenali-ciri-ciri-dan-cara-mencegahnya-yuk-kenali-ciri-ciri-dan

https://www.halodoc.com/artikel/7-tanda-seseorang-kena-alergi-obat?srsltid=AfmBOoqhbJp8HBiZ-oT0jQRtc3IO1VqGI0uX-JCI3RL4A0L4fQdEnTGt

Referensi Gambar :

https://www.alodokter.com/alergi-obat

DOC,PROMKES,RSMH