Berita

  • Home
  • Berita Detail

Pencegahan Penyakit Autoimun Dengan Gaya Hidup Sehat

  • Inst. Promkes
  • 27/02/2025

Pencegahan Penyakit Autoimun Dengan Gaya Hidup Sehat

Narasumber : Elsa Savitrie, SKM, M.Kes ( RSMH Palembang)

 

 

Aduh….sendi-sendiku sakit semua, seperti abis kerja keras, kenapa ya?..

Tubuhku penuh dengan ruam dan bercak-bercak merah seperti terkena alergi, ada apa ya?….

Keluhan-keluhan seperti ini sering kita dengar dari penderita autoimun.

Apa sih penyakit Autoimun itu ?.. Menularkah?..Penyakit keturunankah?…

Ayoo..kita cari tahu!

Penyakit gangguan imunologi merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem imun tubuh tidak berfungsi dengan baik. Sistem imun berperan penting dalam melindungi tubuh dari infeksi, penyakit, dan berbagai ancaman lainnya. Pada gangguan ini, sistem imun bisa terlalu aktif sehingga menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, atau tidak cukup aktif sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi. Jenis penyakit ini mencakup berbagai kondisi, termasuk penyakit autoimun, alergi, dan imunodefisiensi. Memahami karakteristik dan dampak dari penyakit ini penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.

 Meskipun belum ada cara untuk menyembuhkan penyakit autoimun secara total, penerapan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah timbulnya gejala dan memperbaiki kualitas hidup pengidapnya. Mari kita mengenal terlebih dahulu mengenai penyakit Autoimun.

Faktor Risiko Penyakit Autoimun

Sejauh ini, penyebab penyakit autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko menderita penyakit autoimun, yaitu:

  • Keturunan
    Faktor risiko utama dari penyakit autoimun adalah faktor genetik atau keturunan. Meski demikian, faktor ini bukan satu-satunya yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh untuk menyerang sel tubuh yang sehat.
  • Lingkungan
    Faktor lingkungan turut berpengaruh dalam memicu penyakit autoimun. Faktor lingkungan mencakup paparan zat kimia beracun, seperti asbes, merkuri, asap rokok, serta pola makan yang kurang sehat.
  • Perubahan hormon
    Beberapa penyakit autoimun sering kali menyerang perempuan pascamelahirkan. Hal ini menyebabkan hadirnya sebuah asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, misalnya saat hamil, melahirkan, atau menopause.
  • Infeksi
    Beberapa penyakit autoimun sering dikaitkan dengan infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala penyakit autoimun diperburuk oleh infeksi tertentu.

 

Tanda dan Gejala Penyakit Gangguan Imunologi

Penting untuk mengenali tanda dan gejala penyakit gangguan imunologi agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Beberapa gejala yang umum muncul antara lain:

1.   Kelelahan yang Berlebihan
Merasa lelah meski telah cukup istirahat bisa menjadi indikasi gangguan imun.

2.  Nyeri Sendi dan Otot
Rasa nyeri yang berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas dapat menunjukkan adanya gangguan autoimun.

3.   Infeksi yang Sering
Sering mengalami infeksi seperti flu, pneumonia, atau infeksi jamur bisa menjadi tanda sistem imun yang lemah.

4.   Ruam Kulit
Perubahan pada kulit, seperti ruam atau bercak merah, dapat menjadi tanda adanya reaksi imunologi.

5.   Masalah Pencernaan
Gangguan seperti diare kronis, sakit perut, atau perubahan nafsu makan juga bisa terkait dengan kondisi imun.

Penyakit Autoimun yang Paling Sering Ditemui

Dari sekian banyaknya jenis penyakit autoimun, beberapa penyakit autoimun di bawah ini merupakan yang paling sering sekali ditemui:

1. Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang sering ditemui. Sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang menyerang pelapis sendi.

Akibat dari serangan antibodi ini adalah peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Reaksi radang yang parah juga bisa menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan paru-paru.

Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi. Untuk mencegahnya, penderita rheumatoid arthritis biasanya akan diberikan obat minum atau suntik yang berfungsi mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh.

2. Lupus

Penyakit systemic lupus erythematosus (SLE) atau lupus menyebabkan terbentuknya antibodi yang bisa menyerang hampir seluruh jaringan tubuh penderitanya.

Beberapa bagian tubuh yang paling sering diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal, kulit, jaringan penyambung tubuh, pembuluh darah, sumsum tulang, dan jaringan saraf.

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan lupus. Pengobatan lupus umumnya bertujuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan organ lebih lanjut.

3. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 biasanya akan terdiagnosis sejak usia kanak-kanak atau dewasa muda. Penyakit ini disebabkan oleh serangan sistem kekebalan tubuh pada sel-sel pankreas yang memiliki tugas memproduksi insulin.

Hal ini menyebabkan terganggunya produksi insulin sehingga tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah. Jika hal ini tidak dihentikan, maka berisiko menimbulkan kerusakan pada berbagai organ, seperti ginjal, mata, otak, jantung, atau pembuluh darah. Untuk penanganannya, penderita diabetes tipe-1 akan diberikan suntikan insulin.

Selain itu, penderita juga wajib melakukan pemantauan kadar gula darah, mengolah makanan untuk anak dari bahan yang rendah gula dan lemak, dan olahraga teratur.

4. Multiple sclerosis (MS)

Pada saat sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel saraf sendiri, beberapa gejala yang mengerikan berisiko muncul sebagai akibatnya. Kondisi ini biasa disebut dengan multiple sclerosis alias MS.

Beberapa gejala yang bisa timbul adalah nyeri, kebutaan, gangguan koordinasi tubuh, dan spasme otot. Gejala lainnya yang mungkin timbul adalah tremor, mati rasa di area tungkai, kelumpuhan, susah bicara, atau susah berjalan.

Untuk mengobatinya, obat-obatan tertentu bisa digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh.  Fisioterapi dan terapi okupasi dapat dilakukan untuk membantu pasien MS melakukan kegiatan sehari-hari.

5. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Orang yang menderita penyakit ini kemungkinan akan mengalami beragam gejala yang bisa mengganggu kegiatan sehari-hari.

Kesulitan tidur, mudah tersulut emosi, berat badan turun tanpa sebab, dan mata menonjol adalah sebagian gejalanya. Gejala lain yang mungkin timbul adalah leher bengkak, terlalu sensitive pada hawa panas, otot lemah, atau tremor.

Untuk mengobati penyakit Graves, penderita kemungkinan akan diberikan pil radioaktif iodium. Pil ini digunakan untuk membunuh sel-sel kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Pasien dapat juga diberikan obat anti-tiroid, obat hipertensi golongan beta blocker, dan kortikosteroid. Beberapa kasus penyakit Graves perlu ditangani dengan prosedur pembedahan.

6. Psoriasis

Psoriasis adalah kondisi terlalu aktifnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan kulit mengalami produksi lebih cepat. Kondisi ini disebabkan oleh salah satu sel darah dalam sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, yaitu sel-T.

Berkumpulnya sel-T di kulit merangsang kulit untuk tumbuh lebih cepat dari seharusnya. Gejala utama psoriasis adalah munculnya bercak di kulit yang bersisik dan pengelupasan kulit yang meninggalkan lapisan berwarna putih mengkilap.

Untuk menanganinya, dokter akan memberikan obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, serta terapi cahaya.

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit autoimun melalui “Gaya Hidup Sehat”.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil melalui gaya hidup sehat.

1. Mengatur Pola Makan

Mengatur pola makan merupakan langkah awal yang penting dalam pencegahan penyakit autoimun. Diet yang seimbang dan bergizi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko peradangan.

Beberapa tips untuk mengatur pola makan meliputi:

  1. Konsumsi Makanan Bergizi  

Diet seimbang yang kaya akan nutrisi sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh.

Makanan yang dianjurkan meliputi :

  • Buah dan Sayuran: Kaya akan antioksidan dan vitamin yang mendukung sistem imun.
  • Protein Berkualitas: Sumber protein seperti ikan, unggas, dan kacang-kacangan membantu memperbaiki jaringan.
  • Lemak Sehat: Mengonsumsi lemak sehat dari sumber seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun dapat mengurangi peradangan.
  1. Hindari Makanan Olahan : Batasi konsumsi makanan olahan dan yang mengandung bahan tambahan kimia. Makanan ini sering kali memiliki efek negatif pada kesehatan. Gula Berlebih: Dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. Gluten: Bagi beberapa individu, gluten dapat memicu reaksi autoimun.
  2. Perhatikan Asupan Kalsium : Pastikan asupan kalsium cukup untuk mendukung kesehatan tulang. Produk susu rendah lemak atau alternatif nabati bisa menjadi pilihan.

2. Mencukupi Waktu Tidur

  1. Tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Kurang tidur dapat meningkatkan stres dan memicu gejala penyakit autoimun. Untuk mencukupi waktu tidur:
  2. Tidur 7–8 Jam Setiap Malam: Usahakan untuk mendapatkan waktu tidur yang berkualitas setiap malam agar tubuh dapat beristirahat dengan baik.
  3. Ciptakan Lingkungan Tidur Nyaman: Pastikan kamar tidur nyaman, gelap, dan tenang untuk mendukung kualitas tidur.

3. Belajar Mengendalikan Stres

  1. Stres dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, termasuk bagi pengidap penyakit autoimun. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengendalikan stres dengan cara:
  2. Melakukan Aktivitas Relaksasi: Cobalah teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan.
  3. Menyalurkan Hobi: Luangkan waktu untuk melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian dari stres sehari-hari.

4. Membuat Jadwal Aktivitas

  1. Membuat jadwal aktivitas membantu mencegah kelelahan berlebihan yang dapat memicu gejala penyakit autoimun:
  2. Prioritaskan Tugas Harian : Tentukan prioritas tugas agar tidak terbebani oleh pekerjaan sekaligus.
  3. Istirahat Secara Teratur : Sisihkan waktu istirahat di antara aktivitas agar tubuh tidak merasa terlalu lelah.

5. Berolahraga Secara Teratur

  1. Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental :
  2. Lakukan Olahraga Minimal 30 Menit Setiap Hari : Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang selama 5–6 kali seminggu sangat dianjurkan.
  3. Pilih Jenis Olahraga yang Disukai : Temukan jenis olahraga yang menyenangkan agar lebih mudah untuk dilakukan secara konsisten.

6. Konsumsi Suplemen atau Multivitamin

  1. Suplemen atau multivitamin bisa menjadi tambahan penting dalam diet sehari-hari pengidap penyakit autoimun:
  2. Sebelum memulai suplemen baru, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa suplemen tersebut sesuai dengan kebutuhan individu.
  3. Dengan menerapkan gaya hidup sehat ini secara konsisten, pengidap penyakit autoimun dapat mengurangi risiko kambuhnya gejala serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
  1.  Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Diskusikan riwayat kesehatan keluarga dan lakukan tes yang diperlukan untuk memantau kesehatan sistem imun.

Penyakit autoimun dapat memiliki dampak serius pada kualitas hidup. Namun, dengan menerapkan gaya hidup sehat yang meliputi pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, manajemen stres, tidur yang cukup, hidrasi, serta pemeriksaan kesehatan rutin, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit autoimun. Menerapkan langkah-langkah pencegahan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan sistem imun, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

 

 

Referensi :

https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun-berarti-tubuh-menyerang-diri-sendiri

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-gangguan-imunologi

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jenis-penyakit-autoimun-dan-beberapa-gejalanya

 

Referensi Gambar

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/jenis-penyakit-autoimun-dan-beberapa-gejalanya

 

DOC,PROMKES, RSMH