Perilaku Narsistik bagi Kesehatan Mental
- Inst. Promkes
- 26/11/2024
Perilaku Narsistik bagi Kesehatan Mental
Narasumber : Deny Gunawan, S.Kep., Ns., M.Kep., FISQua ( RSMH Palembang)
Beberapa tahun terakhir, media sosial sangat erat dan sangat dekat dengan manusia. Media sosial seolah selalu berada dalam genggaman sehingga apapun yang terjadi bisa saja di-share ke orang lain melalu media sosial tersebut. Penggunaan media sosial tersebut tentunya mempunyai dampak positif. Dampak positif tersebut seperti seseorang mampu mengungkapkan perasaannya melalu media sosial. Namun selain itu media sosial juga ternyata mempunyai dampak negatif. Apakah perilaku-perilaku yang ditampilkan di media sosial semuanya adalah perilaku positif? Lalu apakah perilaku yang ditampilkan di media sosial tersebut semuanya adalah perilaku negatif? Mari kita bahas perilaku seseorang yang cenderung selalu memposting foto dirinya sendiri, hasil selfie dari kamera handphone-nya apakah termasuk perilaku negatif ? perilaku tersebut dinamakan perilaku narsistik.
Narsisme berasal dari kata belanda yaitu narcisme dan dari kata inggris yaitu narcissism, semuanya berarti sentimen kasih sayang yang berlebihan terhadap diri sendiri. Sedangkan menurut kamus psikologi adalah kepedulian yang berlebihan terhadap dirinya sendiri. Orang yang menunjukkan gelaja ini disebut narsistik.
Perilaku narsistik ternyata merupakan salah satu gangguan mental. Perilaku narsistik merupakan gangguan psikologis karena perilaku ini membuat seseorang memiliki ego yang tinggi. Seseorang yang memiliki perilaku narsistik sering kali fokus pada dirinya sendiri, merasa dirinya lebih dari orang lain, berpenampilan semenarik mungkin sehingga menjadi perhatian orang lain atau citra diri yang sangat positif.
Lalu apa saja dampak perilaku narsistik ini bagi kesehatan mental ?
Karakteristik seseorang yang berperilaku narsistik memiliki bentuk depresi reaktif, gejala depresinya ditandai dengan fluktuasi perilaku depresi, insomnia, sering bangun di awal waktu, kehilangan nafsu makan, bahkan mengalami penuruan berat badan. Perilaku narsistik ini dipengaruhi oleh harga diri, kesepian, dan didikan di waktu kecil yang tidak sesuai dengan porsinya. Seseorang yang berperilaku narsistik ini memiliki hubungan sosial yang buruk, tidak mampu membangun dan memelihara hubungan sosial dengan sesamanya, sering mengabaikan orang lain, tidak mempertimbangkan perasaan orang lain, cenderung sering gelisah, berperilaku agresif, dan sering defensif saat dikritik. Pada dasarnya harapan orang berperilaku narsistik di media sosial ini adalah agar orang yang melihat atau menonton video dirinya terinspirasi sehingga bisa melakukan hal yang sama dengan dirinya. Namun kadang kala perilaku narsistik ini, kehidupan sehari-harinya menjadi konsumsi publik yang seharusnya tidak perlu ditampilkan kemana-mana, cukup menjadi konsumsi pribadi saja.
Ada hasil penelitian menyatakan seseorang yang berperilaku narsistik ini sering kali emosinya tergantung pada fantasi yang cenderung ke arah risiko psikopatologi komorbiditas, sulit berempati dengan orang lain, angkuh, dan merasa diri istimewa. Seseorang dinyatakan memiliki perilaku narsistik, jika memiliki 5 dari 9 karakter spesifik berikut ini :
- Kemampuan seseorang akan dilebih-lebihkan
- Memiliki kepercayaan diri tinggi sehingga merasa unik dan spesial
- Berfantasi tinggi terhadap keberhasilan, kekuatan, keanggunan / kegagahan
- Kebutuhan hanya untuk dikagumi oleh orang lain
- Ingin diperlakukan istimewa
- Kurang memiliki empati terhadap orang lain
- Memanfaatkan hubungan secara berlebihan
- Cenderung iri akan pencapaian orang lain dan sebaliknya
- Arogan
Lalu apa saja faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku narsisitik tersebut ?
Faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku narsisitik adalah harga diri rendah, percaya diri tinggi, kesepian, dan pola asuh waktu kecil yang tidak sesuai porsinya. Apabila perilaku narsistik ini terus berlangsung dalam waktu yang lama, maka akan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Kesehatan mental tidak bisa disamakan dengan kesehatan fisik. Kesehatan mental sangatlah penting dalam kehidupan seseorang terutama pada saat mengatasi stres, tekanan, dan pengontrolan diri sendiri. Apabila perilaku narsistik ini terus dipertahankan maka akan mempengaruhi keseimbangan pikiran, emosi, dan jiwanya. Pengendalian diri terhadap pemecahan masalah, dan gangguan dalam pengembangan potensi dirinya. Oleh karena itu, pelajari perilaku diri kita masing-masing, apakah sudah mengarah perilaku narsistik atau tidak. Untuk menghindari hal tersebut, maka yang dapat dilakukan adalah kembangkan dan kendalikan emosi diri untuk berperilaku narsistik, bersikaplah empati dengan orang lain di sekitar-mu, selalu berpikiran positif dengan orang lain, belajar untuk bersikap rendah hati, dan introspeksi diri apakah adal sifat angkuh atau sombong dalam diri, bila ada segera perbaiki sebelum terlambat.
Referensi
Arilio, F. L., isolawati, I., Nurshafa, J. N., Khairina, N. (2023). Analisis dampak perilaku narsistik pada kesehatan mental. Jurnal flourishing, 3(11), 478-485. ISSn: 2797 (online). DOI: 10.17977/10.17977/um070v3i112023p478-485
Saidah, & Rohamah, A. (2021). Narsisme dan implikasinya terhadap gangguan kepribadian narsistik perspektif al qur’an. Jurnal studi al-qur’an dan tafsir. 5 (2), 154-177
Sari, D. P. (2021). Gangguan kepribadian anrsistik dan implikasinya terhadap kesehatan mental. Islamic counseling : Jurnal bimbingan konseling islam, 5(1), 93. https://doi.org/10.29240/jbk.v5i1.2633
... (2023). Kenali dampak buruk kepribadian narsistik bagi kesehatan. https://www.halodoc.com diakses tanggal 12 September 2024
Sumber foto : https://www.dreamstime.com Diakses tanggal 12 September 2024
DOC, PROMKES,RSMH